1

MI. MA'ARIF NU. AL-ISHLAH SUMBERANYAR-ROWOKANGKUNG-LUMAJANG

Kamis, 25 Oktober 2012

PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI



PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN

BERBASIS KOMPETENSI



Oleh
Abdussakir, M.Pd

Pada makalah ini, penulis akan menjelaskan mengenai pengembangan penilaian (evaluasi) sesuai kurikulum berbasis kompetensi. Dalam makalah ini akan disajikan prinsip-prinsip dan teknik-teknik evaluasi. Teknik evaluasi yang disajikan disesuaikan dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi yang mencakup dimensi kognitif, psikomotor, dan afektif. Makalah ini juga dilengkapi dengan contoh format-format evaluasi, khususnya evaluasi dimensi psikomotor dan dimensi afektif. 

A. Prinsip Evaluasi
            Salah satu tugas utama seorang guru adalah mengajar. Dalam mengajar ada tiga pertanyaan pokok yang menjadi landasan, yaitu
1.      Apa yang harus diajarkan?
2.      Bagaimana harus mengajarkan?
3.      Bagaimana mengetahui bahwa pembelajaran yang dilakukan berhasil dengan baik?
Pertanyaan pertama berkaitan dengan tujuan dan materi yang akan diajarkan. Pertanyaan kedua berkaitan dengan pendekatan, metode, model, strategi, teknik, dan keterampilan mengajar yang akan diterapkan. Pertanyaan ketiga berkaitan dengan evaluasi hasil pembelajaran. Evaluasi adalah proses untuk mendapatkan informasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Informasi yang dihasilkan dibandingkan dengan sasaran/kompetensi yang telah ditetapkan. Jika hasilnya sesuai maka pembelajaran dikatakan berhasil dan jika tidak sesuai maka pembelajaran dikatakan gagal.
            Kegiatan mengevaluasi keberhasilan pembelajaran merupakan bagian penting dari tugas seorang guru. Evaluasi keberhasilan pembelajaran yang ditunjukkan oleh kinerja siswa perlu dilakukan secara teratur dan berkesinambungan selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung.
Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan menganut prinsip.
a.       Menyeluruh
b.      Kontinu
c.       Berorientasi pada kompetensi
d.      Valid
e.       Objektif/Adil
f.        Terbuka
g.       Bermakna
h.      Mendidik
i.         Memotivasi
j.         Akuntabel
            Ada beberapa masalah yang perlu ditangani secara serius dalam evaluasi pembelajaran.
Pertama, pengembangan sistem ujian yang tidak berjalan dengan baik. Ujian sekedar menjadi kegiatan musiman, tidak berkesinambungan, dan tanpa perencanaan yang sistematis.
Kedua, nilai yang diperoleh dari seorang guru tidak dapat dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari guru lain.
Ketiga, kualitas soal masih meragukan karena dibuat tergesa-gesa dan tidak diuji dulu mutunya. Hal yang kurang diperhatikan adalah
(1)  materi tidak sesuai tujuan/indikator,
(2)  materi yang diujikan tidak penting,
(3)  materi yang diujikan tidak sesuai dengan yang diajarkan,
(4)  tidak adanya pedoman penskoran,
(5)  “tidak ada” koreksi sungguhan, yang ada hanya NGA-JI (ngarang biji), dan
(6)  tidak menyusun pengecoh dan kunci jawaban untuk soal objektif.

B.       Tujuan, Manfaat, dan Maksud Evaluasi
a.      Tujuan
1)     grading,
2)     seleksi,
3)     penempatan,
4)     mengetahui tingkat penguasaan kompetensi,
5)     bimbingan,
6)     diagnosis, dan
7)     prediksi.
b.      Manfaat
1)     mengetahui ketercapaian kompetensi yang ditetapkan,
2)     mengetahui perkembangan kemampuan siswa,
3)     mengetahui kesulitan siswa,
4)     memotivasi siswa untuk belajar,
5)     meningkatkan kualitas pembelajaran, dan
6)     menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan.
c.       Maksud
1)  perbaikan sistem
2)  pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
3)  penentuan tindak lanjut pengembangan

B. Evaluasi, Pengukuran, Tes, dan Penilaian
            Beberapa istilah yang masih dipahami secara berbeda adalah evaluasi (evaluation), pengukuran (measurement), tes (test), dan penilaian (assessment). Berikut ini beberapa definisi yang dibuat para ahli tentang evaluasi, pengukuran, tes, dan penilaian.
a.         Evaluation is the process of making value judgments. (Evaluasi adalah proses membuat keputusan)
b.         Evaluation is an information-gathering process that results in judgments about the quality or worth of a performance, product, process, or activity. (Evaluasi adalah proses pengumpulan informasi yang hasilnya berupa keputusan tentang kualitas atau keunggulan suatu kinerja, produk, proses, atai aktivitas).
c.         Measurement is the process of assigning numbers to individuals or their characteristics according to spesified rules. Measures are tools of evaluation that require a quantification of information. (Pengukuran adalah proses pemberian angka pada seseorang atau sifat-sifat mereka berdasarkan aturan yang spesifik. Alat ukur adalah alat evaluasi yang memerlukan kuantifikasi informasi) Hasil pengukuran disebut skor.
d.         Test a set of question, each of which has a correct answer,  that examinees usually answer orally or in writing.  All test are a subset of the quantitative tools  or techniques that are classified as measurement. All test are measures, and all measures are include in the set of qualitative and quantitative techniques of evaluation. (Tes adalah sekumpulan pertanyaan, yang masing-masing memiliki jawaban yang benar, yang dijawab dengan lisan atau tulisan. Semua tes adalah bagian dari alat atau teknik kuantitatif yang disebut dengan pengukuran. Semua tes adalah alat ukur, dan semua alat ukur termasuk dalam teknik kuantitatif atau kualitatif dari evaluasi).  
e.         Assessment is the process of observing and measuring learning.The aims is to measure how well students have learned course concepts, to understand student’s learning, and to improve teaching. (Dalam konteks pembelajaran: Penilaian adalah proses mengamati dan mengukur kegiatan belajar. Tujuannya adalah untuk mengukur seberapa baik siswa telah mempelajari konsep, untuk memahami cara belajar siswa, dan untuk memperbaiki pengajaran).

 Perbedaan evaluasi (evaluation) dan penilaian (assessment), dapat diperoleh dari penjelaskan sebagai berikut
Evaluation berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan suatu program, kebijakan, personal, produk, dan organisasi untuk meningkatkan keefektivannya.
Assessment adalah proses berkelanjutan yang tujuannya untuk meningkatkan program, kegiatan, dan pelayanan yang melibatkan proses
1)   mendiskusikan (sharing) harapan,
2)   menentukan criteria dan standar kualitas,
3)   mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi bukti-bukti apakah criteria telah tercapai, dan
4)   menggunakan hasil untuk dokumentasi, menjelaskan, dan meningkatkan kinerja.

Perbedaan antara penilaian dan evaluasi dapat diringkas sebagai berikut.
Rangkuman Perbedaan antara Penilaian dan Evaluasi

Dimensi

Assessment

Evaluation

Timing

Formative

Summative

Focus of Measurement

Process-Oriented

Product-Oriented

Relationship Between Administrator and Recipient

Reflective

Prescriptive

Findings, Uses Thereof

Diagnostic

Judgmental

Ongoing Modifiability of Criteria, Measures Thereof

Flexible

Fixed

Standards of Measurement

Absolute

Comparative

Relation Between Objects of A/E

Coöperative

Competitive



Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan informasi atau data kuantitatif. Tes merupakan suatu alat ukur dan hasil pengukurannya disebut dengan skor. Tes merupakan alat ukur, instrumen, atau prosedur pengukuran yang digunakan untuk mengetahui kemajuan atau perubahan yang terjadi pada siswa setelah mengikuti proses belajar. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui keberhasilan suatu program atau kegiatan, atau proses untuk mengambil/membuat keputusan. Dalam penilaian, skor-skor hasil pengukuran dibandingkan, dikaji, dan dianalisis untuk mengambil keputusan. Dengan demikian, pengukuran merupakan bagian dari evaluasi. Hasil evaluasi biasanya digunakan untuk menentukan perlakuan selanjutnya atau pengambilan keputusan. Evaluasi dan penilaian dapat dibedakan berdasarkan beberapa dimensi, misalnya penilaian cenderung pada proses dan evaluasi cenderung pada produk/hasil akhir.

C.        Materi untuk Evaluasi
            Berkaitan dengan evaluasi terdapat dua pertanyaan penting, yaitu apa yang harus dievaluasi? dan bagaimana mengevaluasi? Langkah pertama dalam melakukan evaluasi adalah menentukan materi yang akan diujikan. Materi yang diujikan hendaknya merupakan materi yang sangat penting. Penentuan materi yang penting dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut.
1.      Urgensi,  yaitu materi yang secara teoritik mutlak harus dikuasai siswa.
2.      Kontinuitas, yaitu materi yang merupakan pendalaman dari materi sebelumnya.
3.      Relevansi, yaitu materi yang diperlukan untuk memahami materi lain.
4.      Keterpakaian, yaitu materi yang memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

D.       Dimensi Evaluasi
            Setelah menentukan materi yang akan diujikan, langkah selanjutnya adalah menentukan dimensi yang akan diukur. Ada tiga dimensi yang dapat diukur, yaitu dimensi kognitif, dimensi psikomotor, dan dimensi afektif.
a.        Kognitif             
1)       Ingatan (knowledge)
2)       Pemahaman (comprehension)
3)       Aplikasi (application)
4)       Analisis (analysis)
5)       Sintesis (synthesis)
6)       Evaluasi (evaluation)
b.       Afektif                
1)       Feelings
2)       Values
3)       Appreciations
4)       Enthusiasme
5)       Motivations, dan
6)       Attitudes
c.        Psikomotor       
1)       Observing
2)       Imitating
3)       Practising
4)       Adapting

E.        Teknik Evaluasi
Sebelum berbicara lebih jauh mengenai bagaimana mengevaluasi, sebelumnya perlu diketahui tentang teknik-teknik evaluasi. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar siswa. Pemilihan teknik evaluasi harus disesuaikan dengan tujuan evaluasi, waktu yang tersedia, tugas yang dilakukan siswa, dan materi yang telah diajarkan. Secara umum teknik evaluasi dapat dibedakan menjadi teknik tes dan teknik non-tes
1.     Teknik Tes.
Teknik evaluasi melalui tes meliputi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis menghendaki siswa memberikan jawaban secara tertulis. Jenis tes tertulis dibedakan menjadi tes objektif (misalnya bentuk benar salah, pilihan ganda, menjodohkan, isian, dan jawaban singkat) dan tes uraian (meliputi uraian objektif dan uraian non-objektif).  Tes lisan dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung dengan siswa. Tes perbuatan adalah tes yang penyampaiannya dilakukan secara tertulis atau lisan dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dalam perbuatan atau penampilan. Untuk menilai tes perbuatan biasanya digunakan format pengamatan.
2.     Teknik Non-Tes
Teknik evaluasi non-tes dilakukan melalui pengamatan (observasi), penugasan, portofolio, dan wawancara. Teknik Observasi dilakukan oleh guru untuk mendapatkan informasi tentang siswa dengan mengamati tingkah laku, penampilan/kinerja, dan kemampuannya selama kegiatan observasi berlangsung. Observasi dapat ditujukan kepada siswa secara berkelompok atau secara individu. Observasi memerlukan format pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Penugasan dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya dalam mengintegrasikan seluruh pengetahuan yang diperoleh. Portofolio dilakukan dengan mengumpulkan semua hasil kerja dan tugas siswa yang diberi komentar guru untuk melihat tingkat kemajuan siswa. Wawancara hampir sama dengan tes lisan, tetapi dalam wawancara guru bertujuan untuk mengungkapkan lebih lanjut mengenai hal-hal yang dirasa kurang jelas. Wawancara juga dapat dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa tanpa berniat untuk menilainya.
Lebih mudahnya, teknik evaluasi dapat diringkas sebagai berikut.
a.      Tes
1)       Tulis
a)     Objektif
(1)  True-false,
(2)  Multiple choice,
(3)  Matching,
(4)  Clasification, dan
(5)  Short answer
b)     Essay
(1)  Uraian objektif
(2)  Uraian non-objektif
2)  Lisan
3)  Perbuatan
b.     Non-tes
1)  Penugasan/Project
2)  Kinerja/Performance
3)  Hasil/Product
4)  Sikap
5)   Self Evaluation/Assessment
6)  Wawancara
7)  Portofolio

F.        Evaluasi Dimensi Kognitif
Teknik evaluasi tes pada umumnya digunakan untuk mengukur prestasi belajar. Evaluasi dimensi kognitif lebih cenderung pada penggunaan tes, terutama tes tulis. Meskipun demikian, teknik non-tes juga digunakan untuk evaluasi dimensi kognitif. Untuk teknik tes, langkah umum yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
a.         Menentukan tujuan penilaian.
b.        Menentukan kompetensi yang akan diujikan.
c.         Menentukan materi yang penting.
d.        Menentukan proporsi dan penyebaran soal.
e.         Membuat kisi-kisi soal.
f.          Menulis soal dengan memperhatikan validitasnya dalam bentuk soal benar salah, pilihan ganda, menjodohkan, isian, dan jawaban singkat.
g.         Menyusun pedoman penskoran.
h.        Melakukan uji coba soal.
i.           Melakukan revisi berdasarkan hasil uji coba. 
j.           Melaksanakan tes dengan baik.
k.         Menganalisis hasil tes.
l.           Membuat laporan hasil tes.
Kaidah penulisan alat evaluasi tes uraian adalah
1.        Soal sesuai dengan indikator
2.        Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai
3.        Materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran
4.        Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas
5.        Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian
6.        Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
7.        Ada pedoman penskorannya
8.        Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca
9.        Rumusan kalimat soal komunikatif
10.    Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
11.    Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian
12.    Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
13.    Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat  menyinggung perasaan siswa
            Kaidah penulisan alat evaluasi tes ragam pilihan (Multiple Choice)
1.        Soal harus sesuai dengan indikator
2.        Pengecoh harus berfungsi
3.        Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
4.        Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
5.        Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
6.        Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
7.        Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
8.        Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama
9.        Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di atas salah/benar”.
10.    Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya.
11.    Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
12.    Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.
13.    Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
14.    Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
15.    Bahasa yang digunakan harus komunikatif,  sehingga pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/siswa.
16.    Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
17.    Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu  kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal.
Evaluasi dimensi kognitif melalui teknik non-tes dapat dilakukan melalui pengamatan, catatan harian, portofolio, dan wawancara. Dalam makalah ini, penulis tidak membahas lebih lanjut mengenai evaluasi dimensi kognitif.

G.       Evaluasi Dimensi Psikomotor
Untuk melakukan evaluasi dimensi psikomotor ada dua yang perlu dipersiapkan guru, yaitu soal dan instrumen pengamatan. Soal untuk hasil belajar dimensi psikomotor dapat berupa lembar soal (misalnya soal identifikasi, soal simulasi, atau soal kinerja), lembar kerja, lembar tugas, dan lembar percobaan. Istrumen evaluasi yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi pada dimensi psikomotor misalnya soal,  format pengamatan, format penilaian, dan portofolio.
            Format pengamatan adalah format yang digunakan untuk mengamati kemunculan atau keberadaan suatu objek atau aspek-aspek keterampilan yang diamati. Format observasi kadang hanya berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya tinggal memberikan tanda cek. Format penilaian adalah format yang digunakan untuk menilai kinerja siswa atau menilai kualitas pelaksanaan aspek-aspek yang diamati. Portofolio adalah kumpulan tugas siswa yang berkesinambungan sehingga peningkatan kemampuan siswa dapat diketahui untuk menuju kompetensi tertentu.
            Langkah umum yang dapat dilakukan dalam melakukan evaluasi dimensi psikomotor adalah sebagai berikut.
1.      Mencermati silabus dan sistem penilaian yang ditetapkan
2.      Menyusun soal dan format pengamatan atau format penilaian.
3.      Menyusun rubrik atau kriteria penilaian
4.      Pembobotan aspek ketrampilan
5.      Analisis hasil penilaian
6.      Pelaporan hasil penilaian.

Contoh Format Pengamatan
Indikator: Siswa dapat menentukan hasil tes dari zat makanan dengan reagen tertentu
No.
Aspek
Ya
Tidak
Keterangan
1.
Memilih dan menyiapkan alat



2.
Menyiapkan reagen untuk menguji makanan



3.
Menghancurkan bahan makanan



4.
Menyimpan bahan makanan dengan pada tempat/alat dengan baik



5.
Meneteskan reagen dengan pipet pada bahan makanan



6.





Contoh Format Penilaian 1
No.
Kegiatan yang Dinilai
Nilai
5
4
3
2
1
1
2
3

4
Membaca dalam hati
Keterlibatan dalam melakukan investigasi
Keterlibatan dalam menyelesaikan tugas kelompok
Memanfaatkan media yang ada





Keterangan:
5                    : Sangat Baik
4                    : Baik
3                    : Cukup
2                    : Kurang
1             : Sangat Kurang

Contoh Format Penilaian 2
Kompetensi: Mengenal sifat-sifat dan melukis segitiga
No
Aspek Perilaku
Tingkat Kemampuan
1
2
3
4
5
1.
Membuat segitiga dengan ukuran yang tepat





2.
Membuat garis berat





3.







Contoh Rubrik
Kompetensi: Mengenal sifat-sifat dan melukis segitiga
4
Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap konsep segitiga
Menggunakan strategi yang sesuai
Gambar sangat tetap
Penjelasan tertulis sangat jelas
Melebihi permintaan yang diinginkan
3
Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap konsep segitiga
Menggunakan strategi yang sesuai
Gambar sangat tetap
Penjelasan tertulis sangat jelas
Memenuhi semua permintaan yang diinginkan
2
Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap konsep segitiga
Menggunakan strategi yang sesuai
Gambar sangat tetap
Penjelasan tertulis sangat jelas
Memenuhi sebagian besar permintaan yang diinginkan
1
Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap konsep segitiga
Menggunakan strategi yang sesuai
Gambar sangat tetap
Penjelasan tertulis sangat jelas
Tidak memenuhi permintaan yang diinginkan


Contoh Format Hasil Penilaian Portofolio
No
Nama
Tugas
Tes Harian
Remedial
Ulangan Umum
Keterangan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1.
















H.      Evaluasi Dimensi Afektif
Pada prinsipnya, ada empat aspek yang dapat dievaluasi pada dimensi afektif, yaitu sikap, minat, moral, dan konsep diri. Evaluasi dimensi afektif dapat dilakukan melalui pengamatan, angket, dan wawancara. Pengamatan dapat dilakukan oleh guru dengan cara mengamati perilaku siswa sebelum, saat, atau sesudah mengajar. Penyusunan instrumen evaluasi dimensi afektif sama dengan prosedur penyusunan tes prestasi hasil belajar (dimensi kognitif). Perbedaannya, validitas isi dan kontsruksi pada tes prestasi hasil belajar didasarkan pada kurikulum sedangkan validitas isi dan konstruksi pada tes sikap didasarkan pada teori-teori ahli.

Contoh Format Pengamatan
No.
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah
1
2
3
4
5
6
1.









2.









Aspek, misalnya
1.       Kehadiran
2.       Perhatian/keseriusan
3.       Ketepatan waktu mengumpulkan tugas
4.       Memiliki buku catatan sendiri
Kriteria: Sangat Baik (90-100), Baik (70- 89), Cukup(50-69), Kurang(30-49), Sangat Kurang (0-29)

Contoh Angket Aspek Sikap
No.
Pernyataan
STS
TS
R
S
SS
1.
Saya senang membaca buku pelajaran bahasa Inggris






Contoh Angket Aspek Minat
No.
Pernyataan
STS
TS
R
S
SS
1.
Matematika bermanfaat untuk menuju kesuksesan hidup






Contoh Angket Aspek Nilai
No.
Pernyataan
STS
TS
R
S
SS
1.
Saya berkeyakinan bahwa prestasi belajar kimia saya dapat ditingkatkan






Contoh Angket Aspek Konsep Diri
No.
Pernyataan
STS
TS
R
S
SS
1.
Saya merasa sulit mengikuti pelajaran matematika






I.         Analisis Hasil Evaluasi
Analisis hasil evaluasi pada masing-masing teknik evaluasi sangat berbeda. Analisis hasil pengamatan dan angket sangat berbeda dalam penghitungannya. Hasil pengamatan dapat dianalisis menggunakan rumus
Skor akhir = x 100%.
Skor akhir dinilai sesuai kriteria yang ditetapkan.
Hasil angket dapat dianalisis menggunakan rumus
            Skor akhir = x 100%
Besaran a,b, c, d, dan e tergantung pada sifat pernyataan, positif atau negatif. Untuk pernyataan positif digunakan a = 0, b = 1, c = 2, d = 3, dan e = 4. Untuk pernyataan negatif digunakan a = 4, b = 3, c = 2, d = 1, dan e = 0. Skor akhir dinilai sesuai kriteria yang ditetapkan.
            Untuk alat evaluasi tes, analisis dapat berupa analisis butir soal, yaitu menentukan tingkat kesukaran (TK), daya pembeda (DP), kemampuan daya pengecoh (distractor), dan tingkat omit (pengabaian oleh siswa). Tingkat kesukaran ditentukan dengan rumus berikut
TK = B : N
Keterangan
TK       : Tingkat Kesukaran
B          : Banyak siswa yang menjawab benar
N         : Banyaknya siswa.
Kalau banyak siswa lebih dari 50, maka dapat diambil sampel dengan aturan sebagai berikut. Urutkan skor siswa mulai yang tertinggi sampai yang terendah. Diambil 27% kelompok atas (A), dan 27% kelompok bawah (B). Jika demikian, maka rumusnya akan berubah
TK = (BA + BB) : (JA + JB)
Keterangan
TK       : Tingkat Kesukaran
BA       : Banyak siswa yang menjawab benar kelompok Atas
BB       : Banyak siswa yang menjawab benar kelompok Bawah
JA        : Banyaknya siswa kelompok atas.
JB        : Banyaknya siswa kelompok bawah.

            Kriteria untuk tingkat kesukaran (TK) sebagai berikut
0,00 – 0,30 = sukar
0,31  - 0,70 = sedang
0,71 – 1,00 = mudah

            Untuk menghitung daya pembeda (DP) digunakan rumus sebagai berikut
DP = (BA – BB) : ½ x (JA + JB)
Keterangan
TK       : Tingkat Kesukaran
BA       : Banyak siswa yang menjawab benar kelompok Atas
BB       : Banyak siswa yang menjawab benar kelompok Bawah
JA        : Banyaknya siswa kelompok atas.
JB        : Banyaknya siswa kelompok bawah.

            Kriteria untuk daya pembeda (DP) sebagai berikut
0,7 – 1             : Baik sekali (Excellent)
0,4 – 0,7          : Baik (Good)
0,2 – 0,4          : Cukup (Satisfactory)
0 – 0,2             : Jelek (Poor)
Negatif                        : Buang
            Untuk menghitung kemampuan daya pengecoh masing-masing item pada soal ragam pilihan, ditetapkan sebagai berikut. Item pengecoh disebut berfungsi dengan baik jika dipilih oleh minimal 5% jumlah siswa. Item yang diabaikan (omit) dikatakan baik jika dipilih oleh maksimal 10% jumlah siswa.

J.          Kesimpulan
Ada perbedaan yang mendasar antara evaluasi, pengukuran, tes, dan penilaian. Meskipun demikian, semuanya dapat dikatakan termasuk dalam satu wadah besar yang disebut evaluasi. Evalusi dapat berupa teknik tes dan teknik non-tes.
Evaluasi hasil belajar siswa meliputi tiga dimensi, yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Oleh karena itu, pelaporan evaluasi perlu memuat tiga dimensi tersebut. Hasil belajar masing-masing dimensi dilaporkan sendiri-sendiri dan tidak dapat digabungkan (dijumlahkan) karena mengukur/menilai dimensi yang berbeda.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons