PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN
BERBASIS KOMPETENSI
Oleh
Abdussakir,
M.Pd
Pada makalah ini, penulis akan menjelaskan mengenai pengembangan penilaian (evaluasi) sesuai kurikulum berbasis kompetensi. Dalam makalah ini akan disajikan prinsip-prinsip dan teknik-teknik evaluasi. Teknik evaluasi yang disajikan disesuaikan dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi yang mencakup dimensi kognitif, psikomotor, dan afektif. Makalah ini juga dilengkapi dengan contoh format-format evaluasi, khususnya evaluasi dimensi psikomotor dan dimensi afektif.
A. Prinsip Evaluasi
Salah
satu tugas utama seorang guru adalah mengajar. Dalam mengajar ada tiga
pertanyaan pokok yang menjadi landasan, yaitu
1.
Apa yang
harus diajarkan?
2.
Bagaimana
harus mengajarkan?
3.
Bagaimana mengetahui
bahwa pembelajaran yang dilakukan berhasil dengan baik?
Pertanyaan
pertama berkaitan dengan tujuan dan materi yang akan diajarkan. Pertanyaan
kedua berkaitan dengan pendekatan, metode, model, strategi, teknik, dan
keterampilan mengajar yang akan diterapkan. Pertanyaan ketiga berkaitan dengan
evaluasi hasil pembelajaran. Evaluasi adalah proses untuk mendapatkan informasi
mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Informasi yang dihasilkan
dibandingkan dengan sasaran/kompetensi yang telah ditetapkan. Jika hasilnya
sesuai maka pembelajaran dikatakan berhasil dan jika tidak sesuai maka
pembelajaran dikatakan gagal.
Kegiatan mengevaluasi keberhasilan
pembelajaran merupakan bagian penting dari tugas seorang guru. Evaluasi
keberhasilan pembelajaran yang ditunjukkan oleh kinerja siswa perlu dilakukan
secara teratur dan berkesinambungan selama dan setelah proses pembelajaran
berlangsung.
Evaluasi
pembelajaran dilakukan dengan menganut prinsip.
a. Menyeluruh
b. Kontinu
c. Berorientasi
pada kompetensi
d. Valid
e. Objektif/Adil
f.
Terbuka
g. Bermakna
h.
Mendidik
i.
Memotivasi
j.
Akuntabel
Ada beberapa masalah yang perlu
ditangani secara serius dalam evaluasi pembelajaran.
Pertama, pengembangan sistem ujian yang
tidak berjalan dengan baik. Ujian sekedar menjadi kegiatan musiman, tidak berkesinambungan,
dan tanpa perencanaan yang sistematis.
Kedua, nilai yang diperoleh dari
seorang guru tidak dapat dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari guru
lain.
Ketiga, kualitas soal masih meragukan
karena dibuat tergesa-gesa dan tidak diuji dulu mutunya. Hal yang kurang
diperhatikan adalah
(1)
materi tidak sesuai
tujuan/indikator,
(2) materi yang
diujikan tidak penting,
(3) materi yang
diujikan tidak sesuai dengan yang diajarkan,
(4) tidak adanya
pedoman penskoran,
(5) “tidak ada”
koreksi sungguhan, yang ada hanya NGA-JI (ngarang
biji), dan
(6) tidak
menyusun pengecoh dan kunci jawaban untuk soal objektif.
B.
Tujuan,
Manfaat, dan Maksud Evaluasi
a.
Tujuan
1)
grading,
2)
seleksi,
3)
penempatan,
4)
mengetahui tingkat penguasaan kompetensi,
5)
bimbingan,
6)
diagnosis, dan
7)
prediksi.
b.
Manfaat
1) mengetahui
ketercapaian kompetensi yang ditetapkan,
2) mengetahui
perkembangan kemampuan siswa,
3) mengetahui
kesulitan siswa,
4) memotivasi
siswa untuk belajar,
5) meningkatkan
kualitas pembelajaran, dan
6) menjadi
bahan pertimbangan pengambilan keputusan.
c. Maksud
1) perbaikan sistem
2) pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
3) penentuan tindak lanjut pengembangan
1) perbaikan sistem
2) pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
3) penentuan tindak lanjut pengembangan
B. Evaluasi, Pengukuran, Tes, dan Penilaian
Beberapa
istilah yang masih dipahami secara berbeda adalah evaluasi (evaluation), pengukuran (measurement), tes (test), dan penilaian (assessment).
Berikut ini beberapa definisi yang dibuat para ahli tentang evaluasi,
pengukuran, tes, dan penilaian.
a.
Evaluation is the process of making value judgments. (Evaluasi adalah proses membuat keputusan)
b.
Evaluation is an
information-gathering process that results in judgments about the quality or
worth of a performance, product, process, or activity. (Evaluasi
adalah proses pengumpulan informasi yang hasilnya berupa keputusan tentang
kualitas atau keunggulan suatu kinerja, produk, proses, atai aktivitas).
c.
Measurement is the
process of assigning numbers to individuals or their characteristics according
to spesified rules. Measures are tools of evaluation that require a
quantification of information. (Pengukuran adalah proses pemberian
angka pada seseorang atau sifat-sifat mereka berdasarkan aturan yang spesifik.
Alat ukur adalah alat evaluasi yang memerlukan kuantifikasi informasi) Hasil pengukuran disebut skor.
d.
Test a set
of question, each of which has a correct answer, that examinees usually answer orally or in
writing. All test are a subset of the
quantitative tools or techniques that are
classified as measurement. All test are measures, and all measures are include
in the set of qualitative and quantitative techniques of evaluation. (Tes
adalah sekumpulan pertanyaan, yang masing-masing memiliki jawaban yang benar,
yang dijawab dengan lisan atau tulisan. Semua tes adalah bagian dari alat atau
teknik kuantitatif yang disebut dengan pengukuran. Semua tes adalah alat ukur,
dan semua alat ukur termasuk dalam teknik kuantitatif atau kualitatif dari
evaluasi).
e.
Assessment is the process of observing and measuring learning.The aims is to measure
how well students have learned course concepts, to understand student’s
learning, and to improve teaching. (Dalam konteks pembelajaran: Penilaian adalah proses
mengamati dan mengukur kegiatan belajar. Tujuannya adalah untuk mengukur
seberapa baik siswa telah mempelajari konsep, untuk memahami cara belajar
siswa, dan untuk memperbaiki pengajaran).
Perbedaan evaluasi (evaluation) dan penilaian (assessment), dapat diperoleh dari
penjelaskan sebagai berikut
Evaluation berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan suatu program, kebijakan,
personal, produk, dan organisasi untuk meningkatkan keefektivannya.
Assessment adalah
proses berkelanjutan yang tujuannya untuk meningkatkan program, kegiatan, dan
pelayanan yang melibatkan proses
1) mendiskusikan
(sharing) harapan,
2) menentukan
criteria dan standar kualitas,
3) mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasi bukti-bukti apakah criteria telah tercapai,
dan
4) menggunakan
hasil untuk dokumentasi, menjelaskan, dan meningkatkan kinerja.
Perbedaan antara
penilaian dan evaluasi dapat diringkas sebagai berikut.
Rangkuman Perbedaan antara Penilaian dan Evaluasi
Dimensi |
Assessment |
Evaluation |
Timing |
Formative |
Summative |
Focus of Measurement |
Process-Oriented |
Product-Oriented |
Relationship Between Administrator and Recipient |
Reflective |
Prescriptive |
Findings, Uses Thereof |
Diagnostic |
Judgmental |
Ongoing Modifiability of Criteria, Measures Thereof |
Flexible |
Fixed |
Standards of Measurement |
Absolute |
Comparative |
Relation Between Objects of A/E |
Coöperative |
Competitive |
Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan
informasi atau data kuantitatif. Tes merupakan suatu alat ukur dan hasil
pengukurannya disebut dengan skor. Tes merupakan alat ukur, instrumen, atau
prosedur pengukuran yang digunakan untuk mengetahui kemajuan atau perubahan
yang terjadi pada siswa setelah mengikuti proses belajar. Evaluasi adalah
kegiatan untuk mengetahui keberhasilan suatu program atau kegiatan, atau proses
untuk mengambil/membuat keputusan. Dalam penilaian, skor-skor hasil pengukuran
dibandingkan, dikaji, dan dianalisis untuk mengambil keputusan. Dengan
demikian, pengukuran merupakan bagian dari evaluasi. Hasil evaluasi biasanya
digunakan untuk menentukan perlakuan selanjutnya atau pengambilan keputusan. Evaluasi
dan penilaian dapat dibedakan berdasarkan beberapa dimensi, misalnya penilaian
cenderung pada proses dan evaluasi cenderung pada produk/hasil akhir.
C.
Materi untuk Evaluasi
Berkaitan
dengan evaluasi terdapat dua pertanyaan penting, yaitu apa yang harus
dievaluasi? dan bagaimana mengevaluasi? Langkah pertama dalam melakukan
evaluasi adalah menentukan materi yang akan diujikan. Materi yang diujikan
hendaknya merupakan materi yang sangat penting. Penentuan materi yang penting
dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut.
1. Urgensi,
yaitu materi yang secara teoritik mutlak harus dikuasai siswa.
2. Kontinuitas, yaitu materi yang merupakan pendalaman dari
materi sebelumnya.
3. Relevansi, yaitu materi yang diperlukan untuk memahami
materi lain.
4. Keterpakaian, yaitu materi yang memiliki nilai terapan
tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
D.
Dimensi Evaluasi
Setelah
menentukan materi yang akan diujikan, langkah selanjutnya adalah menentukan
dimensi yang akan diukur. Ada tiga dimensi yang dapat diukur, yaitu dimensi
kognitif, dimensi psikomotor, dan dimensi afektif.
a.
Kognitif
1)
Ingatan (knowledge)
2)
Pemahaman (comprehension)
3)
Aplikasi (application)
4)
Analisis (analysis)
5)
Sintesis (synthesis)
6)
Evaluasi (evaluation)
b.
Afektif
1) Feelings
2) Values
3) Appreciations
4) Enthusiasme
5) Motivations, dan
6) Attitudes
c.
Psikomotor
1)
Observing
2)
Imitating
3)
Practising
4)
Adapting
E.
Teknik Evaluasi
Sebelum
berbicara lebih jauh mengenai bagaimana mengevaluasi, sebelumnya perlu
diketahui tentang teknik-teknik evaluasi. Ada beberapa teknik yang dapat
digunakan untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar siswa. Pemilihan
teknik evaluasi harus disesuaikan dengan tujuan evaluasi, waktu yang tersedia,
tugas yang dilakukan siswa, dan materi yang telah diajarkan. Secara umum teknik
evaluasi dapat dibedakan menjadi teknik
tes dan teknik non-tes
1. Teknik
Tes.
Teknik
evaluasi melalui tes meliputi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes
tertulis menghendaki siswa memberikan jawaban secara tertulis. Jenis tes
tertulis dibedakan menjadi tes objektif (misalnya bentuk benar salah, pilihan
ganda, menjodohkan, isian, dan jawaban singkat) dan tes uraian (meliputi uraian
objektif dan uraian non-objektif). Tes
lisan dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung dengan siswa. Tes
perbuatan adalah tes yang penyampaiannya dilakukan secara tertulis atau lisan
dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dalam perbuatan atau penampilan. Untuk
menilai tes perbuatan biasanya digunakan format pengamatan.
2. Teknik
Non-Tes
Teknik
evaluasi non-tes dilakukan melalui pengamatan (observasi), penugasan,
portofolio, dan wawancara. Teknik Observasi dilakukan oleh guru untuk
mendapatkan informasi tentang siswa dengan mengamati tingkah laku,
penampilan/kinerja, dan kemampuannya selama kegiatan observasi berlangsung.
Observasi dapat ditujukan kepada siswa secara berkelompok atau secara individu.
Observasi memerlukan format pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Penugasan dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menunjukkan
kemampuannya dalam mengintegrasikan seluruh pengetahuan yang diperoleh.
Portofolio dilakukan dengan mengumpulkan semua hasil kerja dan tugas siswa yang
diberi komentar guru untuk melihat tingkat kemajuan siswa. Wawancara hampir
sama dengan tes lisan, tetapi dalam wawancara guru bertujuan untuk
mengungkapkan lebih lanjut mengenai hal-hal yang dirasa kurang jelas. Wawancara
juga dapat dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa tanpa berniat untuk
menilainya.
Lebih
mudahnya, teknik evaluasi dapat diringkas sebagai berikut.
a.
Tes
1) Tulis
a) Objektif
(1) True-false,
(2) Multiple choice,
(3) Matching,
(4) Clasification, dan
(5) Short answer
b)
Essay
(1) Uraian objektif
(2) Uraian non-objektif
2) Lisan
3) Perbuatan
b.
Non-tes
1) Penugasan/Project
2) Kinerja/Performance
3) Hasil/Product
4) Sikap
5)
Self Evaluation/Assessment
6) Wawancara
7) Portofolio
F.
Evaluasi Dimensi Kognitif
Teknik
evaluasi tes pada umumnya digunakan untuk mengukur prestasi belajar. Evaluasi
dimensi kognitif lebih cenderung pada penggunaan tes, terutama tes tulis.
Meskipun demikian, teknik non-tes juga digunakan untuk evaluasi dimensi
kognitif. Untuk teknik tes, langkah umum yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut.
a.
Menentukan
tujuan penilaian.
b.
Menentukan
kompetensi yang akan diujikan.
c.
Menentukan
materi yang penting.
d.
Menentukan
proporsi dan penyebaran soal.
e.
Membuat
kisi-kisi soal.
f.
Menulis
soal dengan memperhatikan validitasnya dalam bentuk soal benar salah, pilihan
ganda, menjodohkan, isian, dan jawaban singkat.
g.
Menyusun
pedoman penskoran.
h.
Melakukan
uji coba soal.
i.
Melakukan
revisi berdasarkan hasil uji coba.
j.
Melaksanakan
tes dengan baik.
k.
Menganalisis
hasil tes.
l.
Membuat
laporan hasil tes.
Kaidah
penulisan alat evaluasi tes uraian adalah
1.
Soal
sesuai dengan indikator
2.
Batasan
pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai
3.
Materi
yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran
4.
Isi
materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas
5.
Menggunakan
kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian
6.
Ada
petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
7.
Ada
pedoman penskorannya
8.
Tabel,
gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca
9.
Rumusan
kalimat soal komunikatif
10.
Butir
soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
11.
Tidak
menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian
12.
Tidak
menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
13.
Rumusan
soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat
menyinggung perasaan siswa
Kaidah penulisan alat evaluasi tes ragam pilihan (Multiple Choice)
1.
Soal harus sesuai dengan indikator
2.
Pengecoh harus berfungsi
3.
Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang
benar
4.
Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan
tegas.
5.
Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah
jawaban yang benar.
6.
Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang
bersifat negatif ganda.
7.
Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau
dari segi materi.
8.
Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif
sama
9.
Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan
“Semua pilihan jawaban di atas salah/benar”.
10.
Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu
harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis
waktunya.
11. Gambar, grafik,
tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan
berfungsi.
12. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna
tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.
13. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
14. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
15. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga
pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/siswa.
16. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
17. Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang bukan merupakan
satu kesatuan pengertian. Letakkan
kata/frase pada pokok soal.
Evaluasi
dimensi kognitif melalui teknik non-tes dapat dilakukan melalui pengamatan,
catatan harian, portofolio, dan wawancara. Dalam makalah ini, penulis tidak
membahas lebih lanjut mengenai evaluasi dimensi kognitif.
G.
Evaluasi Dimensi Psikomotor
Untuk
melakukan evaluasi dimensi psikomotor ada dua yang perlu dipersiapkan guru,
yaitu soal dan instrumen pengamatan. Soal untuk hasil belajar dimensi
psikomotor dapat berupa lembar soal (misalnya soal identifikasi, soal simulasi,
atau soal kinerja), lembar kerja, lembar tugas, dan lembar percobaan. Istrumen
evaluasi yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi pada dimensi
psikomotor misalnya soal, format
pengamatan, format penilaian, dan portofolio.
Format
pengamatan adalah format yang digunakan untuk mengamati kemunculan atau
keberadaan suatu objek atau aspek-aspek keterampilan yang diamati. Format
observasi kadang hanya berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya
tinggal memberikan tanda cek. Format penilaian adalah format yang digunakan
untuk menilai kinerja siswa atau menilai kualitas pelaksanaan aspek-aspek yang
diamati. Portofolio adalah kumpulan tugas siswa yang berkesinambungan sehingga
peningkatan kemampuan siswa dapat diketahui untuk menuju kompetensi tertentu.
Langkah
umum yang dapat dilakukan dalam melakukan evaluasi dimensi psikomotor adalah
sebagai berikut.
1. Mencermati silabus dan sistem
penilaian yang ditetapkan
2. Menyusun soal dan format
pengamatan atau format penilaian.
3. Menyusun rubrik atau kriteria
penilaian
4. Pembobotan aspek ketrampilan
5. Analisis hasil penilaian
6. Pelaporan hasil penilaian.
Contoh
Format Pengamatan
Indikator:
Siswa dapat menentukan hasil tes dari zat makanan dengan reagen
tertentu
No.
|
Aspek
|
Ya
|
Tidak
|
Keterangan
|
1.
|
Memilih dan menyiapkan alat
|
|||
2.
|
Menyiapkan reagen untuk menguji makanan
|
|||
3.
|
Menghancurkan bahan makanan
|
|||
4.
|
Menyimpan bahan makanan dengan pada
tempat/alat dengan baik
|
|||
5.
|
Meneteskan reagen dengan pipet pada bahan
makanan
|
|||
6.
|
Contoh
Format Penilaian 1
No.
|
Kegiatan yang Dinilai
|
Nilai
|
||||
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||
1
2
3
4
|
Membaca dalam hati
Keterlibatan dalam melakukan investigasi
Keterlibatan dalam menyelesaikan tugas
kelompok
Memanfaatkan media yang ada
|
Keterangan:
5
: Sangat Baik
4
: Baik
3
: Cukup
2
: Kurang
1 : Sangat Kurang
Contoh Format Penilaian 2
Kompetensi: Mengenal sifat-sifat
dan melukis segitiga
No
|
Aspek Perilaku
|
Tingkat Kemampuan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1.
|
Membuat segitiga dengan ukuran yang tepat
|
|||||
2.
|
Membuat garis berat
|
|||||
3.
|
Contoh Rubrik
Kompetensi: Mengenal sifat-sifat dan melukis
segitiga
4
|
Menunjukkan pemahaman yang
lebih terhadap konsep segitiga
Menggunakan strategi yang
sesuai
Gambar sangat tetap
Penjelasan tertulis sangat
jelas
Melebihi permintaan yang
diinginkan
|
3
|
Menunjukkan pemahaman yang
lebih terhadap konsep segitiga
Menggunakan strategi yang
sesuai
Gambar sangat tetap
Penjelasan tertulis sangat
jelas
Memenuhi semua permintaan yang
diinginkan
|
2
|
Menunjukkan pemahaman yang
lebih terhadap konsep segitiga
Menggunakan strategi yang
sesuai
Gambar sangat tetap
Penjelasan tertulis sangat
jelas
Memenuhi sebagian besar
permintaan yang diinginkan
|
1
|
Menunjukkan pemahaman yang
lebih terhadap konsep segitiga
Menggunakan strategi yang
sesuai
Gambar sangat tetap
Penjelasan tertulis sangat
jelas
Tidak memenuhi permintaan yang
diinginkan
|
Contoh
Format Hasil Penilaian Portofolio
No
|
Nama
|
Tugas
|
Tes Harian
|
Remedial
|
Ulangan
Umum
|
Keterangan
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
…
|
1
|
2
|
3
|
…
|
1
|
2
|
3
|
…
|
||||
1.
|
H.
Evaluasi Dimensi Afektif
Pada
prinsipnya, ada empat aspek yang dapat dievaluasi pada dimensi afektif, yaitu
sikap, minat, moral, dan konsep diri. Evaluasi dimensi afektif dapat dilakukan
melalui pengamatan, angket, dan wawancara. Pengamatan dapat dilakukan oleh guru
dengan cara mengamati perilaku siswa sebelum, saat, atau sesudah mengajar.
Penyusunan instrumen evaluasi dimensi afektif sama dengan prosedur penyusunan
tes prestasi hasil belajar (dimensi kognitif). Perbedaannya, validitas isi dan
kontsruksi pada tes prestasi hasil belajar didasarkan pada kurikulum sedangkan
validitas isi dan konstruksi pada tes sikap didasarkan pada teori-teori ahli.
Contoh
Format Pengamatan
No.
|
Nama Siswa
|
Aspek yang Dinilai
|
Jumlah
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
…
|
|||
1.
|
|||||||||
2.
|
Aspek, misalnya
1. Kehadiran
2. Perhatian/keseriusan
3. Ketepatan waktu mengumpulkan tugas
4. Memiliki buku catatan sendiri
Kriteria: Sangat Baik (90-100), Baik (70-
89), Cukup(50-69), Kurang(30-49), Sangat Kurang (0-29)
Contoh
Angket Aspek Sikap
No.
|
Pernyataan
|
STS
|
TS
|
R
|
S
|
SS
|
1.
|
Saya senang membaca buku pelajaran bahasa
Inggris
|
Contoh
Angket Aspek Minat
No.
|
Pernyataan
|
STS
|
TS
|
R
|
S
|
SS
|
1.
|
Matematika bermanfaat untuk menuju
kesuksesan hidup
|
Contoh
Angket Aspek Nilai
No.
|
Pernyataan
|
STS
|
TS
|
R
|
S
|
SS
|
1.
|
Saya berkeyakinan bahwa prestasi belajar
kimia saya dapat ditingkatkan
|
Contoh
Angket Aspek Konsep Diri
No.
|
Pernyataan
|
STS
|
TS
|
R
|
S
|
SS
|
1.
|
Saya merasa sulit mengikuti pelajaran
matematika
|
I.
Analisis Hasil Evaluasi
Analisis
hasil evaluasi pada masing-masing teknik evaluasi sangat berbeda. Analisis
hasil pengamatan dan angket sangat berbeda dalam penghitungannya. Hasil
pengamatan dapat dianalisis menggunakan rumus
Skor akhir =
x 100%.
Skor akhir dinilai sesuai
kriteria yang ditetapkan.
Hasil angket dapat dianalisis
menggunakan rumus
Skor
akhir = x 100%
Besaran a,b, c, d, dan e
tergantung pada sifat pernyataan, positif atau negatif. Untuk pernyataan
positif digunakan a = 0, b = 1, c = 2, d = 3, dan e = 4. Untuk pernyataan
negatif digunakan a = 4, b = 3, c = 2, d = 1, dan e = 0. Skor akhir dinilai
sesuai kriteria yang ditetapkan.
Untuk
alat evaluasi tes, analisis dapat berupa analisis butir soal, yaitu menentukan
tingkat kesukaran (TK), daya pembeda (DP), kemampuan daya pengecoh (distractor), dan tingkat omit
(pengabaian oleh siswa). Tingkat kesukaran ditentukan dengan rumus berikut
TK = B : N
Keterangan
TK : Tingkat Kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab benar
N : Banyaknya siswa.
Kalau banyak
siswa lebih dari 50, maka dapat diambil sampel dengan aturan sebagai berikut.
Urutkan skor siswa mulai yang tertinggi sampai yang terendah. Diambil 27%
kelompok atas (A), dan 27% kelompok bawah (B). Jika demikian, maka rumusnya
akan berubah
TK = (BA +
BB) : (JA + JB)
Keterangan
TK : Tingkat Kesukaran
BA : Banyak siswa yang menjawab benar
kelompok Atas
BB : Banyak siswa yang menjawab benar
kelompok Bawah
JA : Banyaknya siswa kelompok atas.
JB : Banyaknya siswa kelompok bawah.
Kriteria untuk tingkat kesukaran (TK)
sebagai berikut
0,00 – 0,30 = sukar
0,31 -
0,70 = sedang
0,71 – 1,00 = mudah
Untuk
menghitung daya pembeda (DP) digunakan rumus sebagai berikut
DP = (BA – BB) : ½ x (JA + JB)
Keterangan
TK : Tingkat Kesukaran
BA : Banyak siswa yang menjawab benar
kelompok Atas
BB : Banyak siswa yang menjawab benar
kelompok Bawah
JA : Banyaknya siswa kelompok atas.
JB : Banyaknya siswa kelompok bawah.
Kriteria untuk daya pembeda (DP) sebagai
berikut
0,7 – 1 :
Baik sekali (Excellent)
0,4 – 0,7 :
Baik (Good)
0,2 – 0,4 :
Cukup (Satisfactory)
0 – 0,2 :
Jelek (Poor)
Negatif : Buang
Untuk
menghitung kemampuan daya pengecoh masing-masing item pada soal ragam pilihan,
ditetapkan sebagai berikut. Item pengecoh disebut berfungsi dengan baik jika dipilih oleh
minimal 5% jumlah siswa. Item yang diabaikan (omit) dikatakan baik jika dipilih oleh maksimal 10% jumlah siswa.
J.
Kesimpulan
Ada
perbedaan yang mendasar antara evaluasi, pengukuran, tes, dan penilaian.
Meskipun demikian, semuanya dapat dikatakan termasuk dalam satu wadah besar
yang disebut evaluasi. Evalusi dapat berupa teknik tes dan teknik non-tes.
Evaluasi hasil
belajar siswa meliputi tiga dimensi, yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif.
Oleh karena itu, pelaporan evaluasi perlu memuat tiga dimensi tersebut. Hasil
belajar masing-masing dimensi dilaporkan sendiri-sendiri dan tidak dapat
digabungkan (dijumlahkan) karena mengukur/menilai dimensi yang berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar